Betapa tidak nyaman ketika kita sedang
asyik-asyiknya di perjalanan tiba-tiba kendaraan yang kita kendarai
mogok. Apalagi jika kejadian ini jauh dari bengkel. Hal pertama yang
mungkin kita rasakan adalah panik menghadapi situasi ini. Untuk
menghadapi situasi seperti ini ada beberapa tips yang mudah dilakukan.
Pertama, tetaplah tenang dan jangan panik, karena ketenangan akan
membawa kita pada situasi berfikir rasional dalam mencari solusi.
Jangan saling menyalahkan diantara crew yang ada pada kendaraan
tersebut. Jadikanlah problem ini sebagai problem bersama, sehingga
setiap orang berusaha untuk menyumbangkan pemikirannya dalam mencari
solusi.
Kedua, pastikan bahwa kendaraan berhenti di tempat yang aman, posisi
di bahu jalan dan tidak menganggu arus lalu lintas. Nyalakan lampu
tanda darurat (hazard) dan pasangkan segitiga pengaman kira-kira 2
meter tepat di belakang posisi kendaraan. Hal ini bertujuan memberi
isyarat pada pengguna jalan yang lain bahwa kendaraan kita sedang
mengalami masalah darurat.
Ketiga, kenali penyebab mogok dengan melihat panel indikator.
Masing-masing masalah mempunyai solusi berbeda. Ada beberapa indikasi
yang dapat dikenali secara umum dan solusi yang mungkin dapat dilakukan
antara lain:
1. Bahan Bakar
* Bahan bakar habis
Metode paling sederhana untuk mengetahui
volume bahan bakar minyak adalah dengan melihat indikator pengukur
bahan bakar. Pastikan volume bahan bakar dalam kondisi cukup. Pada
kendaraan tertentu, jika volume bahan bakar sudah melewati batas
penggunaan biasanya ada lampu indikator yang menyala (lampu yang
bergambar pompa bensin).
Bila pada indikator bahan bakar sudah
menunjukkan posisi normal (misalnya menunjukan posisi ½ atau beberapa
strip) perlu dipastikan apakah alat penunjuk ini bekerja dengan normal.
Dengan cara mengketok-ketok dengan benda keras secara perlahan pada
bagian bawah tangki bahan bakar. Dengarkan bunyi pukulan tersebut
apakah nyaring atau terasa berat. Jika berbunyi nyaring tandanya volume
bahan bakar dalam tangki bahan bakar dalam kondisi kosong. Bila bunyi
terasa berat ada kemungkinan volume bahan bakar masih cukup untuk
menghidupkan mesin.
Apabila volume bahan bakar kurang, sebagai
solusi sudah pasti kita harus mencari penjual bahan bakar atau pompa
bensin terdekat. Isilah bahan bakar sampai tangki bahan bakar
secukupnya.
* Tekanan bahan bakar tidak ada
Tekanan bahan bakar dapat
diketahui dengan melihat pergerakan kepala baut yang terdapat pada
pulsation dumper. Coba putar kunci kontak ke posis “START”, bila baut
bergerak ke arah luar dapat dipastikan ada tekanan bahan bakar.
* Saringan bahan bakar mampet
Bila saringan bahan bakar mampet,
tekanan yang akan dikirim ke mesin akan berkurang. Jika saringan
mampet, gejala awalnya adalah laju kendaraan akan tersendat-sendat.
Bila dibiarkan dapat menyebabkan mesin mati.
* Pompa bahan bakar mati
Pompa bahan bakar mati akan
menyebabkan bahan bakar tidak dialirkan ke mesin sehingga akan mati.
Untuk memastikan pompa bahan bakar bekerja dengan baik atau tidak, buka
tutup tangki dan dalam waktu bersamaan “START” mesin. Dengarkan
suara/getaran yang ada dalam tangki. Umur pompa bensin dapat
diperpanjang dengan cara membiasakan tangki bahan bakar selalu dalam
kondisi penuh. Hal ini akan mencegah timbulnya korosi pada tangki.
* Selang bahan bakar bocor/pecah
Selang bahan bakar bocor/pecah
akan mengakibatkan bahan bakar yang di kirim ke mesin akan berkurang
baik tekanan maupun jumlahnya.
2. Mesin Over Heating
Masalah selanjutnya yang menyebabkan mesin tiba-tiba mati adalah
terjadinya kenaikan temperatur mesin yang berlebihan. Hal ini dengan
mudah dapat dilihat dari posisi jarum indikator temperatur mesin pada
intrumen panel. Biasanya kenaikan jarum penunjuk temperatur pada posisi
½ atau kurang. Jika jarum penunjuk melebihi posisi ½ bisa dipastikan
mesin mengalami over heating (kelebihan panas).
3. Tidak ada pengapian
Syarat dari mesin bensin bisa berputar (running) pada prinsipnya ada
tiga faktor, yaitu adanya tekanan kompresi yang kuat, bahan bakar cukup
dan pengapian cukup besar dan tepat. Apabila tekanan kompresi dan bahan
bakar normal, kemungkinan penyebab lainnya adalah sistem pengapian. Ada
beberapa kemungkinan yang menyebabkan sistem pengapian tidak bekerja
normal. Secara garis besar pada sistem pengapian dibagi dalam dua
bagian yaitu:
Rangkaian yang terkait dengan sirkuit primer yaitu
sirkuit yang mengalirkan tegangan 12V baterai. Sirkuit ini terdiri dari
baterai-sekring-kunci-ignition coil (primary coil). Untuk mencari
penyebab kerusakan para sirkuit primer dengan cara menelusuri tegangan
12V baterai stand by di terminal positif ignition coil. Selama tegangan
di terminal positif ignition coil sudah ada (saat kunci kontak posisi
ON), dapat dipastikan sirkuit primer dalam kondisi normal.
Sirkuit
lainnya adalah sirkuit sekunder atau sirkuit pembangkitan arus
bertegangan tinggi 20KV – 30KV. Sirkuit ini terdiri dari komponen:
ignition coil, Platina / condensor (tipe Konvensional), Igniter &
pick up coil (tipe transistor/CDI), tutup distributor, rotor, kabel
tegangan tinggi busi dan busi. Untuk menelusuri kelainan pada sirkuit
ini terlebih dahulu harus memastikan sirkuit primer bekerja dengan
normal. Adapun cara menelusurinya adalah dengan melakukan tes bunga api
pada busi. Buka salah satu busi pada mesin. Kemudian sambungkan dengan
kabel tegangan tinggi ignition coil. Dalam kondisi busi menempel dengan
bodi mesin, start mesin. Jika terjadi percikan bunga api pada busi,
artinya sirkuit primer dan sekunder bekerja normal.
Pada beberapa kasus kelainan pada sistem pengapian berasal dari
tutup delco (distributor) basah karena uap air atau embun. Kejadian ini
biasanya terjadi jika kendaraan melaju dalam kondisi hujan yang
mengakibatkan tutup distributor berembun, atau terkena percikan air
hujan.
Cara mengatasinya cukup sederhana. Buka tutup distributor, kemudian
keringkan dengan menggunakan tissue atau lap kering. Jika kendaraan
masih menggunakan platina, bersihkan permukaan platina tersebut
menggunakan amplas atau lap kering. Lalu bersihkan lagi dengan kertas
bersih. (*Sejutatips.com