Menghadapi musim hujan, kondisi kendaraan harus
dalam keadaan baik. Selain mesin, ada beberapa peranti yang harus
diperiksa supaya tetap aman selama perjalanan. Kendaraan juga perlu
diperlakukan sesuai karakternya.
Cara aman berkendara di jalanan basah sesuai dengan karakter mobil. Perhatikan kiat-kiat di bawah ini.
1.Pastikan kondisi rem bekerja dengan memeriksa kanvasnya, jika
sudah tipis segera ganti. Periksa juga ketinggian tuas rem tangan saat
difungsikan. Jika terlalu tinggi, segera setel sesuai ukuran standarnya.
2. Periksa AC, terutama isi freon pada dryer masih penuh. Sebabnya,
kalau sistem pendingin ruangan kabin ini tidak bekerja, hanya
mengeluarkan angin, hal itu bisa membuat kaca berembun.
3. Teliti penghapus kaca (wiper). Kalau kondisinya sudah tak baik,
ketika mengipas, pada kaca akan menimbulkan garis-garis. Kemudian
tabung air pembersih kaca diberi sampo khusus kaca agar tetap bersih.
4. Sebelum jalan, periksa tekanan angin ban. Menerjang jalanan basah
sebaiknya ukuran tekanan ban dikurangi sekitar 3 sampai 5 psi untuk
mendapatkan daya cengkeram yang maksimal sebab, jika memakai ukuran
untuk jalanan kering, permukaan ban yang menyerupai punuk unta sulit
membuang air ke samping. Akibatnya, terjadi gejala aquaplanning.
5. Sistem gerak roda mobil, salah satunya 4x4 (4WD) yang boleh dibilang
paling aman di aspal basah karena keempat rodanya mendapat tenaga yang
sama. Namun, dari semua ATPM yang memasarkan kendaraannya di Indonesia,
kecil sekali persentasenya yang menjual kendaraan 4x4.
Mobil berpenggerak roda depan (front wheel drive) atau two wheel drive
(2WD), kesalahan handling masih bisa di-counter. Artinya, ketika mobil
berguncang ke kiri atau ke kanan, itu bisa diatasi dengan tetap menjaga
putaran mesin untuk memberi tenaga konstan pada roda depan.
Mobil gerak roda belakang (rear wheel drive) paling sensitif di jalan
basah. Untuk yang ini, dibutuhkan kehalusan mengemudi. Kelebihan
tenaga, kasar melepas kopling, atau memutar kemudi bisa berakibat mobil
melintir karena roda belakang yang mendorong. Ini kebalikan dengan FWD
yang menggunakan roda depan yang menarik.
6. Saat melintasi jalanan basah, daya cengkeram roda bisa berkurang. Di
antaranya akibat akselerasi yang berlebihan dengan pemakaian gigi yang
tidak sesuai. Atau bisa juga putaran mesin berlebihan.
Begitu juga deselerasi, harus secara halus. Bisa dengan pengereman
(secara halus) dibarengi penurunan gigi persneling bertahap. Ketika
melakukan pengereman (terutama saat mencapai kecepatan sedang)
mendadak, hindari disertai memutar kemudi secara kasar.
7. Jangan mengebut jika tiba-tiba turun hujan dari keadaan kering.
Permukaan aspal masih licin. Walau hujan sudah lama, permukaan jalan
yang diterjang berwarna kuning itu sangat licin karena bekas tanah