Wasiat dari Nenek...

Bangkitkan Kebiasaan Menabung.
Kalau terbiasa menghabiskan seluruh uang setiap bulan dan tidak sanggup untuk mengubah kebiasaan tersebut sehingga tidak bisa menyisakkan untuk bisa ditabung.

Tips yang bisa dilakukan untuk perencanaan keuangan, hentikan kebiasan menyisakan uang untuk bisa ditabung. Kalau tidak ada uang yang bisa disisakan tidak mungkin bisa menabung.

Kalau tetap mengeluarkan uang dan tak perlu menyisakan untuk bisa ditabung dengan demikian, tidak perlu menyisakan uang setiap akhir bulan. Menabung sudah termasuk dalam pos pengeluaran yang dilakukan setiap bulan.

Kesalahan yang sering dilakukan orang dalam menabung adalah berbelanja terlebih dahulu, barulah sisanya, kalau ada, ditabungkan. Mungkin ada baiknya bila mengubah kebiasaan tersebut dengan melakukan sejumlah cara seperti bayar diri Anda terlebih dahulu.

Kata bayar di sini maksudnya adalah cobalah untuk mengeluarkan uang untuk pos tabungan sebelum melakukan pembayaran untuk pengeluaran apapun. Jadi masukkan pos tabungan ke dalam pos pengeluaran rutin tiap bulan. Anggaplah menabung sebagai pengeluaran rutin sama dengan biaya rumah tangga lainnya seperti tagihan listrik, PAM, makanan, transportasi dan lain-lain.

Jangan pernah membayar dengan uang logam. Berbelanjalah hanya dengan uang kertas saja. Jika dapat kembalian uang logam, masukkanlah uang logam tersebut ke dalam celengan (celengan ayam atau kaleng), dan jangan buka celengan tersebut sebelum penuh.

Jika sudah penuh, buka celengan tersebut dan masukkanlah ke dalam rekening di bank. Besarnya uang logam yang harus masuk celengan dapat tentukan sendiri misalnya uang logam senilai Rp 100 dan Rp 500 atau hanya Rp 1.000.

Okemi Nandoss...
Coba di coba...!!!
Best Regard,

Ada lagi, masih dari seputar soal menabung...
Kata Kakek, Nenek dulu waktu masih muda suka kasih nyeleng2 atau bahasa kerennya sekarang sureprize...
Sureprizenya, pernah suatu hari Kakek temani Nenek ke toko yg ternyata pas sampai, Nenek mau membeli Ringgit (logam emas yg dipakai orang jaman dulu bertransaksi dalam jumlah yg besar)10 biji.

Takut malu, karena merasa tidak punya duit, tidak pernah memberikan lebih dan si Nenek pun tidak pernah kemana-mana, maka Kakek pun mengajak Nenek segera pulang. Namun Nenek tetap ngotot mau beli dan menawar barang tersebut. Akhirnya, Kakek pun pasrah dan jadilah Nenek membeli Ringgit..

Sepanjang perjalanan pulang, Kakek terus saja menanyakan perihal uang buat belanja tadi...
Sampai dirumah, barulah Nenek cerita klo uang tadi adalah tabungan Nenek yang diambil dari uang 'pammula balu' atau pembeli pertama setiap pagi sebelum Kakek keluar jaga kios.

Sekedar info, Kakek dulu adalah penjual beras dan sayur mayur yg tinggal di sekitaran pasar lama...
Jadi sekarang coba bayangkan, klo penjual sayur bisa beli 10 Ringgit dari tabungan pammula balu,
pabbalu pulsa bisa beli apa yaa???