Netbook dan Nettop Kian digemari masyarakat indonesia

Tahun ini diawali dengan kemunculan komputer mini Asus Eee PC yang terjadi pada Januari lalu.
Ini merupakan perangkat fenomenal milik Asus yang kemudian diikuti oleh para vendor komputer lainnya di Indonesia.

Misalnya saja HP Mininote, Acer Aspire one, Zyrex Anoa, dan lainnya.
Namun sayangnya, tidak ada ultra mobile PC (UMPC) yang memiliki fenomena layaknya Asus.
Bahkan beberapa dari perangkat tersebut tidak mampu menandingi keterjangkauan harga Asus. Meskipun, Asus memiliki banyak kekurangan, misalnya memori yang terlalu kecil atau absennya kamera dan penggunaan sistem operasi Linux yang melengkapinya.
Tahun ini pula munculnya istilah baru dalam dunia komputasi, netbook dan nettop.
Kedua istilah ini dilontarkan oleh Intel untuk menamai perangkat komputer portabel yang memiliki fungsi internet yang mumpuni. Kelengkapan teknologinya, apalagi jika bukan dibenamkannya wi-fi atau koneksi nirkabel lainnya.
Netbook merupakan istilah untuk notebook internet, sedangkan nettop merupakan istilah untuk desktop.
Istilah ini digelontorkan Intel sebagai bentuk keyakinan terkait berubahnya pola kerja masyarakat yang lebih mobile, sehingga membutuhkan perangkat portabel yang dapat menghubungkan diri mereka dengan kantor, teman, maupun keluarga.
Kedua gadget ini diprediksi kian familiar karena sesuai dengan kebutuhan warga metropolitan yang membutuhkan perangkat dengan teknologi terkini namun mudah dipakai.
Di pasar ponsel. Tahun ini bisa dibilang sebagai tahunnya ponsel asal China.
Pasalnya, terdapat lebih 20 merek ponsel China yang masuk ke Indonesia.
Bahkan angka ini lebih banyak ketimbang merek branded yang terlanjut eksis, baik Nokia, Motorola, Sony Ericsson, Samsung, maupun LG.
Beberapa ponsel China yang dimaksud adalah Hi-tech, Startech, My-G, D-One, Mito, Asiafone, Lexus, dan lain sebagainya. Sayangnya, fenomena ini sepertinya tidak berlangsung lama.
Setelah resesi global mendera, para produsen ponsel China tidak lagi unjuk gigi.
Padahal biasanya, setidaknya dalam sehari, satu jenis ponsel China digelontorkan ke Indonesia. Apalagi, desain dan fitur yang dibenamkan oleh ponsel China kebanyakan sama rata, seolah-olah hanya mengikuti.
Tren sebenarnya seharusnya menjadi milik ponsel Hi-tech, ponsel China yang pertama kali muncul dengan fitur ponsel TV analog, yang kemudian diikuti oleh para pemain lainnya.
Jika Hi-tech mampu bertahan di dalam krisis ini dan kembali eksis lagi tahun depan, bisa jadi ia akan meraih pasar yang lebih besar karena tidak dipungkiri jika Hi-tech telah mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia.
Namun begitu, berdasarkan riset Gartner, rata-rata penjualan ponsel di Indonesia hanya sekitar 1,3 juta unit setiap bulannya.
Dan merek yang menguasai pasar saat ini adalah Nokia menguasai 50 persen pangsa pasar, diikuti Sony Ericcson 20 persen, selanjutnya Samsung, dan Motorolla, serta ponsel dari negeri China.
Para produsen ponsel yakin penjualan akan naik hingga 30 persen atau sekitar 23 juta unit pada akhir tahun nanti.
Gartner memperkirakan pada 2008 ini penjualan ponsel akan meningkat sekitar 11 persen atau menjadi 1,28 miliar unit akhir tahun ini.
Hal ini pula yang menyebabkan vendor ponsel branded kemudian bermain di ranah yang berbeda.
Mereka bermain aman di tahun ini dengan fokus di pasar Smartphone.
Jika Nokia dengan ponsel e-seriesnya, maka Sony Ericsson muncul dengan Xperia X1 yang digadang-gadang mirip dengan desain ponsel Android G1.
Heboh smartphone ini pula yang muncul dikarenakan kehadiran iPhone, yang mampu menyita perhatian seluruh masyarakat dunia. Antrean di mana-mana menghiasi setiap kemunculan iPhone di negara masing-masing. Sayangnya, Indonesia masih perlu berdoa dengan giat agar iPhone muncul di Indonesia. Pasalnya, dalam daftar 100 negara yang akan dikunjungi iPhone, tidak terlihat nama Indonesia.
Banyaknya aksi pemalsuan ponsel (BM) dan aksi unlock, membuat Apple tidak menyertakan Indonesia dalam daftar.
Harapan untuk memiliki Apple boleh saja pupus.
Namun vendor smartphone asal Kanada Research in Motion menyiasati hal ini dengan menjejalkan Blackberry besutannya ke Indonesia.
Seperti dikutip di Okezone, kekecewaan seolah sirna. Blackberry mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia, terbukti dengan promosi jor-joran yang dilakukan para operator untuk memperkenalkan Blackberry.
Tidak hanya eksekutif muda, para selebritis pun merasa menjadi paling high tech dengan menenteng kotak smartphone RIM ini