WATAMPONE, Karcis masuk pelabuhan Bajoe menuai sorotan. Pasalnya, harga yang tertera di karcis berbeda dengan yang tertagih.
Hal ini dialami Djafar yang bermaksud masuk ke Pelabuhan Bajoe, pekan lalu. "Saya diminta membayar Rp5000 padahal di karcis tertulis hanya Rp3500 cuma angkanya sudah dicoret pakai pulpen," keluhnya.
Di karcis dengan nomor seri 002122 tersebut, memang tertulis harga Rp 3500 namun berupaya dikaburkan dengan menggunakan pulpen. Meski begitu, terdapat pula tanda stempel yang menandai harga karcis tersebut senilai Rp 5250. Djafar boleh saja apes. Pasalnya, beberapa warga mengaku justru bebas keluar masuk di pelabuhan Bajoe. "Memang kalau orang tidak dikenal biasa harus bayar," kata Iwan.
Pelaksana Tugas Kepala PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Bajoe, Ishak Abadi yang dikonfirmasi mengatakan bahwa karcis tersebut adalah stok lama yang ingin dihabiskan. "Jadi itu stok lama, makanya harganya masih Rp 3500. Seharusnya untuk masuk bayar Rp 5250 tapi petugas memberi keringanan Rp 5000 saja karena tidak punya uang kecil," kata dia. Ishak mengaku tidak ingin mubazir dalam penggunaan kertas karcis sehingga memilih jalan menstempel sembari menunggu pasokan karcis baru dari Jakarta.
Menanggapi hal tersebut, anggota DPRD Bone, Asia A Pananrangi mengatakan tidak sesuainya harga tertera dengan harga tertagih sudah menjadi satu pelanggaran. "Harus diketahui, karcis itu ada ada anggarannya. Kalau dicoret atau dirubah itu artinya ada pemalsuan nilai. Harusnya Dinas Perhubungan turun langsung melihat kondisi itu," katanya. Jikapun karcis tersebut tidak berlaku lagi, imbuh kader PDK ini, harusnya pihak terkait tidak menggunakannya lagi karena dianggap dapat mengundang penilaian salah terhadap instansi tersebut.
*Fajar