KITA memang terbiasa membasuh kelamin dengan air
sehabis buang air. Jika tidak, tubuh bagian bawah akan terasa lengket
dan tidak nyaman. Karena itu kita merasa tenang jika masuk ke toilet
umum dan mendapati toilet yang dilengkapi washer (penyemprot air untuk
membasuh kelamin). Namun Anda sebaiknya lebih berhati-hati dalam
menggunakan washer, karena dapat mengakibatkan keputihan.
"Setidaknya
35-40 persen pasien yang datang ke klinik saya (Klinik Pasutri),
mengeluhkan keputihan," ujar Dr. Boyke Dian Nugraha pada presentasi
yang ia sampaikan pada acara Beautiful Life di Grand Ballroom Hotel
Indonesia Kempinski. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Keputihan disebabkan oleh mikroba, bakteri, virus, jamur, atau infeksi,
yang masuk ke dalam vagina. Banyak hal yang bisa menyebabkan keputihan,
seperti stres berlebihan, malas mengganti celana dalam, membiarkan
daerah vagina dalam keadaan lembab terlalu lama, membasuh vagina dengan
cara dari bokong ke arah vagina, bahkan membasuh vagina dengan cairan
atau air yang tidak bersih. Dr. Boyke mengingatkan untuk lebih
berhati-hati ketika membasuh vagina di kamar mandi umum. Tidak ada yang
bisa menjamin kebersihan di tempat-tempat umum seperti itu, apalagi
jika menggunakan air yang sudah lama tergenang di ember atau bak.
Mengenai alat penyemprot air untuk membasuh vagina, Dr. Boyke juga
mengatakan bahwa menggunakan alat penyemprot pun tidak menjamin vagina
bebas bakteri, karena air di Indonesia belum bebas kuman ataupun
mikroba lainnya yang merugikan. Ia menghimbau agar para wanita
menggunakan tisu khusus pembersih vagina ketimbang mengambil risiko
tertular penyakit lainnya.
Dalam buku Buku Pintar Keluarga karangan Drs. Sopian, disebutkan bahwa
keputihan biasa terjadi setelah masa menstruasi (haid) atau di masa
pertengahan menjelang menstruasi. Gejalanya berupa keluarnya cairan
putih atau kekuningan. Menurut Dr. Boyke, keputihan bisa terbagi
menjadi dua: fisiologis dan patologis. Keputihan fisiologis biasanya
tidak disertai dengan rasa gatal, tidak berbau, dan sering ditemui pada
masa subur wanita.
Sementara pada keputihan patologis, lendir yang dikeluarkan bisa
berwarna hijau, berbau, gatal, dan lebih sering disebabkan karena
infeksi atau akibat penyakit menular seksual. Yang lebih patut
diwaspadai adalah keputihan patologis yang sering merupakan gejala dari
penyakit, seperti stres, kemasukan benda asing, kelelahan, alergi
kondom, (erosi) sariawan, dan yang paling berbahaya, kanker mulut rahim