WATAMPONE, Stok darah di Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Watampone menipis. Bahkan, Jumat 2 Januari golongan darah 0 dan golongan daran B sama sekali kosong.
Sedangkan stok untuk golongan darah AB masih tersisa 6 kantong dan golongan darah A, 3 kantong. Dari pantauan Fajar di kantor UTD yang masih berada di area RSUD Tenriawaru Bone, tak satupun instansi maupun individu sukarela yang melakukan transfusi untuk mengisi kekosongan darah jikalau tiba-tiba diperlukan. Padahal pasien yang membutuhkan darah melalui transfusi, harus dipenuhi dalam waktu cepat.
Salah seorang staf UTD PMI Watampone mengatakan, langkanya stok darah disebabkan masa libur panjang sehingga lembaga maupun instansi pendonor tak sempat melakukan bakti sosial. Selain itu, kelangkaan juga terjadi karena PMI Bone juga memasok kebutuhan darah kabupaten tetangga seperti Soppeng jika dibutuhkan. "Kemarin Soppeng minta darah, jadi kami berikan. Soppeng memang ambil darah dari Bone karena mereka tidak punya kantong darah jadi tidak bisa transfusi sendiri," ujarnya.
Staf tersebut menyesalkan kurang perhatiannya instansi pemerintah untuk mendonorkan darahnya. "Yang paling rajin itu TNI. Rata-rata 3 bulan sekali. Kalau instansi pemerintah kurang, biasanya kita diundang baksos dengan peserta 20 orang, yang datang cuma 5 orang. Padahal sudah disiapkan snacknya," jelas staf tadi. Kebutuhan darah secara tiba-tiba umumnya terjadi pada pasien pendarahan karena melahirkan, kecelakaan, anemia hingga penderita demam berdarah dengue (DBD). Satu-satunya jalan mendapatkan darah adalah keluarga yang sama golongan darah yang disebut donor pengganti.
Sementara itu, pasien DBD di RSUD Tenriawaru terus melonjak. Bahkan, bangsal anak lagi-lagi kewalahan melayani pasien yang terus berdatangan. Hingga kemarin, pasien bangsal anak mencapai 38 anak. Menurut salah perawat, belajar dari tahun-tahun sebelumnya pasien DBD baru menurun menjelang bulan April.
*Fajar