15 Pusaka Raja Bone Dirampok

tiap unit jamtangan itu ditaksir seharga Rp 15 juta.

"Itu sejarah sekaligus pusaka berharga keluarga kami," kata Andi Zainuddin, saat dihubungi Tribun melalui telepon selularnya. Selain itu, Zaenuddin mengklaim harga barang-barang pusaka tersebut jika dilelang sudah mencapai harga miliaran. Sebab meskipun ada yang menawar barang tersebut untuk tiap unitnya satu miliar, tetap tidak
akan dijualnya.

"Ini adalah barang kerajaan dan tidak mungkin diperjual belikan dan tentunya akan terus diwariskan kepada keluarga atau pewaris kerajaan,"ujar Zainuddin.

Zainuddin memperkirakan rumah yang telah ditinggalinya sejak tahun 1973 ini, dibobol maling sekitar pukul 21.00 Wita hingga 00.00 Wita. Pasalnya mantan pengurus KNPI Sulsel ini tiba di rumahnya jam 23.55 Wita, Kamis (28/5). Pensiunan ini, mengaku meninggalkan rumah tersebut,

Rabu (27/5) karena sedang ada keperluan di Watampone, Bone, dan baru tiba di Makassar Kamis (28/5) sekitar pukul 23.55 Wita
"Kemungkinan pencuri tersebut, melarikan diri saat mengetahui membuka pagar,"jelasnya.
Hal tersebut diperkuat dengan banyaknya benda berharga lainnya yang tidak sempat dibawa kabur.
Mendapat kondisi rumahnya sudah berantakan, Andi Anas salah satu keluarganya akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke Polsekta Panakukang. Mendapatkan laporan tersebut, Polisipun mendatangi tempat kejadian perkara.

Cucu Arung Belum Melapor Resmi
ANDI Zainuddin bukan sekadar pensiunan pejabat pemprov. Dia adalah cucu langsung dari Arung Biru, Watampone, terakhir. Biru adalah salah satu nama kampung di sebelah barat Kota Watampone, Ibu Kota Bone. Kebesaran Arung Biru diabadikan dengan nama jalan poros di kota ini. Di jalan ini pula berdiri Pondok Pesantren Ma'had Hadis Biru.

Andi Zainuddin sebagai korban dan tuan rumah tak banyak berkomentar soal keturunan dan benda pusaka yang disimpan di rumahnya ini. Hingga pukul 19.30 wita, tadi malam, Andi Zainuddin belum melapor secara resmi ke polisi.

Kapolsekta Panakukang AKP Satria, mengkonfirmasikan hilangnya benda pusaka keluarga itu."Kami sudah melakukan olah tempat kejadian perkara TKP, hanya saja kami tidak bisa melakukan langkah untuk lebih jauh karena korban belum membuat laporan resmi," Ujar Satria.